Bolavibe – Parma tengah menapaki jalur baru dalam arah kepelatihan mereka. Setelah perpisahan dengan Fabio Pecchia, klub yang bermarkas di Ennio Tardini ini tengah bersiap mendatangkan sosok muda penuh potensi: Carlos Cuesta, asisten pelatih dari Arsenal yang baru berusia 29 tahun. Meski namanya belum setenar pelatih kepala lainnya, Cuesta dikenal sebagai otak di balik layar taktik Mikel Arteta. Kini, Parma melihatnya sebagai arsitek masa depan klub.
Sebelum merapat ke Arsenal, Cuesta meniti kariernya dari akademi Atletico Madrid, kemudian menjadi pelatih Juventus U17 selama dua tahun. Perjalanan kariernya mencerminkan dedikasi dan pemahaman mendalam terhadap sepak bola modern. Parma tampaknya tidak hanya mencari pelatih, tetapi juga seorang visioner yang dapat merancang ulang filosofi bermain tim, terutama dalam konteks pengembangan talenta muda.
Langkah Parma ini menandai perubahan pendekatan strategis. Klub ini telah lama mengandalkan pemain-pemain berpengalaman, namun dalam dua musim terakhir mereka tampak lebih percaya pada regenerasi skuad. Dengan rata-rata usia pemain di bawah 24 tahun, Parma kini ingin membentuk identitas permainan yang agresif dan progresif — sesuatu yang sangat selaras dengan pendekatan Cuesta.
Meski Cuesta belum pernah menjadi pelatih kepala tim senior, Parma menunjukkan keyakinan besar terhadap potensinya. Manajemen saat ini sedang dalam tahap akhir negosiasi kontrak dengan Arsenal untuk memutus hubungan resmi Cuesta agar bisa mulai menukangi tim Italia tersebut. Bila rampung, ia akan mencatatkan diri sebagai salah satu pelatih termuda dalam sejarah Serie A modern.
Tak hanya itu, keputusan Parma menunjuk Cuesta juga dianggap sebagai respons terhadap tren pelatih muda di Eropa. Mereka sebelumnya sempat dikaitkan dengan beberapa nama seperti Daniele De Rossi dan Mark van Bommel, namun pilihan akhirnya jatuh pada Cuesta — pelatih multibahasa, berpengalaman lintas negara, dan memiliki rekam jejak di klub besar Premier League.
Harapan fans Parma pun tak main-main. Mereka menginginkan pelatih yang tak hanya mampu meraih hasil jangka pendek, tapi juga membangun identitas jangka panjang. Cuesta yang terbiasa bekerja di bawah tekanan tinggi di Premier League, diyakini memiliki modal kuat untuk beradaptasi dan menyuntikkan ide-ide segar ke dalam klub Italia ini.
Kisah Parma sendiri selalu menarik. Dari tim yang berjaya di era 90-an dengan sederet gelar Eropa, hingga terjerembab ke Serie D akibat krisis finansial, kini mereka kembali ke Serie A dan tengah mencoba membangun kembali reputasi sebagai klub papan tengah yang solid. Dalam proyek panjang ini, Carlos Cuesta diharapkan bisa menjadi simbol kebangkitan berikutnya.
Dengan pendekatan modern, kemampuan bahasa yang mumpuni, dan kemauan untuk berkembang, Cuesta mewakili wajah baru kepelatihan sepak bola. Jika berhasil membawa Parma ke level yang lebih tinggi, bukan tak mungkin ia akan menjadi contoh bagaimana klub-klub menengah memanfaatkan pelatih muda berbakat untuk membentuk masa depan cerah.

ABAD4D EXCLUSIF
🔗Yuk main di: https://heylink.me/abad-4d/
🔗Cek prediksi terbaru: https://akseslink.com/prediksi
🔗Livescore bola : https://akseslink.com/livescore
#Abad4D #MainBerhadiah #ZonaHoki #KesempatanEmas #GameSeru #HarianMenang #LangsungUntung #dedevip